Total Tayangan Halaman

Selasa, 10 September 2013

Namu Sira Sira

Hallo teman teman insan pariwisata, sudah lama sekali rasanya saya tidak posting (maklum lagi sibuk :D hehee). Nah kali ini saya akan posting artikel lagi, yaitu objek wisata Namu Sira Sira. Check it out ;)
Saya dan Teman :D

Namu Sira Sira, merupakan suatu objek wisata yang berbasis alam, dengan daya tarik utama adalah sungainya. Objek wisata ini berada di Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
1. Daya Tarik Namu Sira Sira
    Namu Sira Sira memiliki banyak daya tarik yang membuat banyak sekali orang yang tertarik untuk berkunjung kesana. Seperti sungainya, sungai di Namu Sira Sira ini sangat bagus, dengan air yang sangat bersih karena air di sungai ini berasal langsung dari pegunungan Leuser. Sungai di Namu Sira Sira juga memiliki banyak bebatuan sehingga sangat cocok dimanfaatkan untuk aktivitas mandi seperti tubing dan rafting. Kondisi alam yang baik juga menambah baiknya objek wisata ini. Karena keberadaan objek ini yang sangat dekat dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Sungai Namu Sira Sira
Tubing
Aktivitas Mandi

2. Fasilitas Namu Sira Sira
    Cukup banyak fasilitas yang tersedia di Namu Sira Sira, baik itu disediakan oleh pemerintah setempat, maupun oleh pengusaha pariwisata setempat. Di Namu Sira Sira kita bisa menjumpai sebuah Cafe yang cukup bagus, menyediakan makanan dan minuman yang tak kalah dibanding yang ada dikota. Ada juga tempat yang sengaja menyediakan paket wisata seperti Alam Jaya. Kita bisa membeli paket paket wisata di sini. Alam Jaya menyediakan banyak sekali fasilitas fasilitas seperti peralatan rafting beserta guide, trekking beserta guide, outbon beserta pembimbing dan masih banyak lagi. Di pinggiran sungai juga banyak masyarakat setempat yang menyediakan sewa ban pelampung untuk tubing. Namun yang masih disayangkan adalah di Namu Sira Sira ini masih belum terdapat penginapan.
3. Akses menuju Namu Sira Sira
    Akses menuju lokasi terbilang tidak sulit. Karena kondisi jalan pun cukup baik, sebagian besar jalan berjenis aspal. Belum ada transportasi umum yang menuju lokasi, jadi wisatawan hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi. Apabila titik berangkat kita dari kota Medan, maka pertama tama kita harus mengendarai kendaraan kita ke arah Kampung Lalang, lalu arahkan kendaraan menuju ke Kota Binjai. Sesampainya di Kota Binjai, maka kita akan mendapati persimpangan Tugu (50 meter setelah BSM). Belok kiri dan terus berkendara sekitar 30 menit, maka kita akan tiba dilokasi objek wisata Namu Sira Sira. 

Sekian cerita saya tentang Objek Wisata Namu Sira Sira :D , silahkan berkomentar ;)
Lompatan Maut di Namu Sira Sira

Minggu, 04 November 2012

Ini Alam Kita

   Hello Insan Pariwisata Indonesia . .
Blog ini adalah tempat bagi temen temen yang ingin mengetahui lebih luas lagi tentang Kepariwisataan Negeri Kita, khususnya Objek Wisatanya. Saya akan mencoba men share semua pengetahuan saya, jadi kurang lebihnya saya mohon maaf yaa :D
  Berikut ini adalah daftar post saya, silahkan dibaca yaa. setelah membaca mohon komentar nya ya...

 Air Terjun Cikaso
 Air Terjun Sipiso Piso
 Bintan
 Danau Toba
 Istana Maimun
 Pantai Derawan
 Pantai Krakal
 Parangritis
 Puncak Bogor
 Raja Ampat
 Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh

Sabtu, 06 Oktober 2012

Istana Maimoen Medan

hellooooooo apa kabar semua insan pariwisata ?
sudah lama rasanya saya gak posting lagi. nah maka sekarang saya akan coba posting lagi. kali ini mengenai salah satu objek wisata budaya yang ada di Medan :D yaitu Istana Maimoon. berhubung beberapa waktu yang lalu saya dan teman-teman observasi ke tempat itu, jadi saya akan share hasilnya :D

                                                        Istana Maimoen tampak depan



      Istana maimoen dibangun oleh Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana Maimun dibangun dengan desain dari seorang arsitek Italia pada tahun 1888. Sebagai warisan Kesultanan Melayu Deli, Istana maimoen didominasi dengan warna kuning, khas Melayu. Istana Maimoen dibangun diatas tanah seluas 2.772 m persegi. Istana Maimoen terletak di Jalan Brigjen katamso, Medan.
Singgansana Sultan
          Menurut cerita yang saya dengar dari guide di Istana yaitu Pak Azmy, Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah yang sebagai pendiri Istana Maimoen, merupakan Kesultanan Deli yang ke-9. Yang ke-10 iyalah Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah (1924-1945). Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah (1945-1967) adalah sultan ke-11. Sultan Azmy Perkasa Alam Alhaj (1967-1998) adalah sultan yang ke-12. Sultan Otteman Mahmud Perkasa Alam (5 Mei 199821 Juli 2005). Dan yang sekarang menjabat adalah Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam (22 Juli 2005-saat ini). Sultan ini masihlah sangat muda, masih berumur 14 tahun. Saat ini Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam sedang mengenyam pendidikannya di Makasar dan tinggal bersama ibunya.
            Banyak sekali hal yang menjadi daya tarik untuk pengunjung di Istana Maimoen ini, seperti arsitekturnya yang sangat unik. Sewaktu memasuki Istana Maimoen kita akan disambut dengan penampilan Live Musik Melayu, sangat bagus. Di Istana Maimoen juga terdapat bangunan-bangunan yang sangat bersejarah, salah satunya adalah rumah ala karo yang menceritakan tentang legenda Putri Hijau(Meriam Puntung), ada juga sebuah Kereta Kencana yang terdapat di dekat gerbang Istana, kereta ini adalah pemberian dari Sultan Hamengkubuwana dari Jogjakarta. Selain itu kita juga bisa melihat langsung baju Kesultanan Deli.di dalam maupun di luar Istana akan ada banyak souvenir-souvenir yang dijual.

            Untuk kondisi di lingkungan sekitar Istana Maimoen sudahlah cukup baik. Kebersihannya sebenarnya sudah sangat terjaga, saya juga melihat ada beberapa petugas kebersihan istana yang sedang bekerja. Namun yang namanya pengunjung, tidak semua sadar akan pentingnya kebersihan. Saya masih ada melihat beberapa sampah yang saya kira itu adalah ulah pengunjung yang jelek yang seenaknya membuang sampah sembarangan. Untuk keindahan Istana sendiri, saya pikir sudahlah sangat indah, begitu juga dengan kerapian sampai kenyamanan suasana di Istana Maimoen.
            Akses untuk menuju ke Istana Maimoen sangatlah mudah, ini disebabkan karena posisi Istana Maimoen yang sangat strategis yaitu berada di pusat kota Medan. Jarak sekitar 10 km dari Bandara Internasional Polonia, dan 28 km dari Pelabuhan Belawan. Disamping itu, sangat banyak angkutan umum yang jalurnya melewati Istana Maimoen ini, sehingga sangat memudahkan bagi wisatawan yang ingin berkunjung dengan menggunakan kendaraan umum.
            Saat ini, Istana Maimoen dikelola oleh sebuah yayasan yang bernama Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasjid. Sekarang, yayasan ini di ketuai oleh Tengku Kamarul bin Tengku Syaifuddin Al Haj. Ketua I adalah Tengku Haris Abdullah Sinar dan beberapa pengurus lainnya. Pengurus ini menjabat pada periode 2011 sampai 2016.
            Fasilitas yang terdapat di sekitar (luar) Istana Maimoen sangatlah banyak, yang menjadikan Istana Maimoen ini tambah sangat menarik untuk dikunjungi. Adapun fasilitas fasilitas tersebut antara lain : Perpustakaan  daerah yang berada tepat di depan istana, Hotel Madana yang berjarak sekitar 100m, Pos Polisi, Plaza yang juga berjarak sekitar 100m dan SPBU.

Minggu, 01 April 2012

Ketakjuban Raja Ampat

        Raungan mesin kapal kayu akhirnya berhenti dan perahu mulai merapat. Tak ada yang terdengar kecuali ombak kecil yang mendera sisi kapal dan perlahan-lahan melepaskannya. Burung-burung beterbangan dari ujung pohon kecil di salah satu pulau tak berpenghuni dan terpencil.




           Raja Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau ini. Sebuah nama yang berasal dari mitos lokal. Empat pulau utama yang dimaksud itu adalah Waigeo, Salawati, Batanta, Misool yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.
     Pecinta wisata bawah laut dari seluruh dunia berduyun-duyun datang ke ini untuk menikmati pemandangan bawah laut terbaik di dunia yang mengagumkan. Dua hari sebelumnya, saat Anda berada di Bali yang ramai sekaligus sakral berbalut seni maka naiklah pesawat menuju ujung kepala burung Pulau Papua. Selanjutnya, bersiaplah untuk sebuah petualangan yang takkan terlupakan. Mulailah tur Anda dari sini dengan menyelam di bawah lautnya yang paling indah. Jelajahilah dinding bawah laut yang vertical itu. Rasakan juga ketegangan menyelamnya, berdebar-debar saat terombang-ambing arus laut. Itu pastinya akan menjadi pengalaman pribadi yang tak terlupakan di Raja Ampat.
         Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang menakjubkan ini.

Saya seperti anak 5 tahun yang baru pertama kali melihat terumbu karang, terkagum-kagum dengan pesona terumbu karang terkaya ini. Dengan segala sumber daya yang ada, kita harus melestarikan keindahan Raja Ampat dan mungkin menjadi tempat terakhir.
(Michael Aw dalam www.iriandiving.com)

         Anda tiba di Raja Ampat maka kegembiraan sudah dapat dirasakan. Sontak terdengar seketika orang yang baru datang di sini memuji nama Tuhan-nya karena mata dan hatinya dipikat pemandangan alam yang luar ini. Bila tidak Anda temukan respon itu maka diam terkesima adalah bukti seseorang telah ditawan setitik surga yang jatuh di lautan yang jernih sebening Kristal dan ombak lembut menyapu pasirnya yang putih.
         “Di sini bagus!” sahut ramah seorang pemandu wisata lokal dari sebuah agen perjalanan wisata di Raja Ampat. Kata-kata awal itu menandakan bahwa pengunjung telah sampai di salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Jika tidak sedang memandu wisatawan, pemandu lokal ini adalah seorang nelayan biasa. Nelayan tersebut terbiasa dengan orang luar yang datang berkunjung, mereka sangat ramah terutama jika diberi buah pinang atau permen (patut Anda coba). Cara ini telah terkenal dimana dengan memberikan permen dianggap bentuk sopan santun dan mampu mencuatkan senyum sang nelayan.
         Nelayan di Raja Ampat biasanya memakan camilan saat bercakap-cakap (Para-para Pinang). Mereka akan saling bertukar cerita lucu sambil mengunyah buah pinang. Dalam banyak hal termasuk kemiripan alam, budaya, dan sejarah, bahwa masyarakat nelayan di Raja Ampat memiliki kesamaan dengan orang Maluku.                             

Saya suka masyarakatnya, saya suka penyelamannya, luar biasa! Baru kali ini saya menyelam untuk kedua kalinya di tempat yang sama, dan saya berpikir untuk kembali ketiga kalinya dan seterusnya!.
(Peter van Dalen dalam www.iriandiving.com)

        Pemandangan Raja Ampat seperti dalam mimpi tetapi ini bukanlah ilusi. Saat Anda mencemplungkan diri menyelam ke bawah laut maka perhatikan dengan detail hewan laut yang menyapa. Bisa jadi kuda laut kerdil mendekati jemari Anda seakan ingin menyambut berjabat tangan. Mantaray dan wobbegong akan berenang bersama Anda. Ikan tuna, giant trevaliies, snapper, dan bahkan barracudaturut menyambut Anda di bawah laut. Itu belum cukup, bagaimana apabila ada teman baru yang ramah yaitu ikan dugong ingin berenang bersama Anda. Jangan lewatkan juga mengamati sibuknya ikan-ikan kecil menjaga wilayahnya hilir-mudik. Bila Anda beruntung mungkin dapat berenang bersama penyu laut.
        Keindahan yang alami, seolah benar-benar tidak tersentuh telah menjadi daya tarik utama di sini. Tidak perlu ungkapan keindahan langit yang biru atau pulau yang menghijau subur, karena apa yang ada di atas daratan dan di bawah lautnya akan mengatakan kepada Anda “Selamat datang di Raja Ampat; inilah surga keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.

Minggu, 29 Januari 2012

Keindahan Pantai Derawan

Pulau Derawan terletak di Kepulauan Derawan, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Satuan morfologi Pulau Derawan adalah dataran pantai bertopografi datar. Pantai pasir memiliki kemiringan lereng sekitar 7° - 11° dengan lebar 13,5 - 20 meter.






Pulau Derawan telah dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2005.
Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Terdapat beraneka ragam biota laut di sini, diantaranya cumi-cumi (cuttlefish), lobster, ikan pipa (ghostpipe fish), gurita (bluering octopus), nudibranchs, kuda laut (seahorses), belut pita (ribbon eels) dan ikan skorpion (scorpionfishes).
Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai "Blue Trigger Wall" karena pada karang dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger (red-toothed trigger fishes).





Sumber : wikipedia

Kamis, 29 Desember 2011

Danau Toba



Pemandangan dari Sipiso-Piso



   Tidak ada satupun yang tidak tau nama Danau Toba. Obyek wisata ini kondang seantero tanah air, dari anak kecil hingga orang dewasa. Danau toba terletak di propinsi Sumatra Utara, secara administratif ia masuk diwilayah Tapanuli Utara atau dikenal dengan sebutan popular Tobasa (Toba Samosir). Dari Medan, posisinya lumayan jauh dan menempuh perjalanan panjang ketika menuju kesana. Hampir seperti jarak tempuh Jakarta-Bandung, yakni 3 jam atau lebih. Kota yang akan dilewati setelah Medan adalah Pematang Siantar, satu kota terbesar kedua setelah Medan.
   Jadi jika berangkat pagi hari, maka tepat saat jam makan siang kita akan masuk kewilayah kota Parapat, kota yang menjadi jantung terbesar ditepi jalan raya yang menghubungkan kota Medan kemari.  Pada awalnya saya tidak menyangka perjalanan akan sejauh ini. Sungguh, saya pikir hanya sepenggalan jarak yang sama dengan Jakarta-Sukabumi, atau Surabaya-Malang. Ternyata, alamak jauh juga. 
Merapat kemari dengan perut yang sudah mulai berbunyi, kita bergegas keluar mobil untuk meluruskan otot yang keram akibat terlalu lama duduk diam didalam mobil selama perjalanan. Kota Parapat yang letaknya tepat ditepi danau, adalah kota yang tergeletak indah dilereng lereng perbukitan. Dari atas inilah tampak view indah Danau Toba, menukik kebawah diantara lereng tajam.  Sungguh, sebuah danau yang amat sangat besar dan ditengahnya terhampar sebuah pulau, bernama pulau Samosir.  Tempat ini cukup tinggi dan berhawa sejuk menyenangkan. Perut lapar dan capek diperjalanan seperti terhapus dengan melihat pemandangan elok serta udara yg sejuk dingin.
Wilayah ini bagi “orang Batak” disebut sebagai tempat asal muasal “Batak sesungguhnya”. Disinilah berdiam marga marga yang diyakini inilah wajah Batak seutuhnya. Penjelasannya sbb:
   Orang Batak terdiri dari 5 sub etnis yang secara geografis dibagi sbb:
1. Batak Toba (Tapanuli) : mendiami Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah mengunakan bahasa Batak Toba.
2. Batak Simalungun : mendiami Kabupaten Simalungun, sebagian Deli Serdang, dan menggunakan bahasa Batak Simalungun.
3. Batak Karo : mendiami Kabupaten Karo, Langkat dan sebagian Aceh dan menggunakan bahasa Batak Karo (Aku ini. heheeee).
4. Batak Mandailing : mendiami Kabupaten Tapanuli Selatan, Wilayah Pakantan dan Muara Sipongi dan menggunakan bahasa Batak Mandailing, geografis mereka lebih dekat dengan Padang.
5. Batak Pakpak : mendiami Kabupaten Dairi, dan Aceh Selatan dan menggunakan bahasa Pakpak.
kesejukan Danau Toba

  Suku Nias yang mendiami Kabupaten Nias (Pulau Nias) mengatakan bahwa mereka bukanlah orang Batak karena nenek moyang mereka bukan berasal dari Tanah Batak. Namun demikian, mereka mempunyai marga marga seperti halnya orang Batak. Yang disebut wilayah Tanah Batak atau Tano Batak ialah daerah hunian sekeliling Danau Toba, Sumatera Utara. Seandainya tidak mengikuti pembagian daerah oleh Belanda [politik devide et impera] seperti sekarang, Tanah Batak konon masih sampai di Aceh Selatan dan Aceh Tenggara.
BATAK ALAS GAYO
Beberapa lema/dialek di daerah Alas dan Gayo sangat mirip dengan lemah bahasa Batak. Demikian juga nama Si Alas dan Si Gayo ada dalam legenda dan tarombo Batak. Dalam Tarombo Bona Laklak [tarombo pohon Beringin] yang dilukis cukup indah oleh L.Sitio [1921] nama Si Jau Nias, dan Si Ujung Aceh muncul setara nama Sorimangaraja atau Si Raja Batak I. Disusul kemudian hadirnya Si Gayo dan Si Alas setara dengan Si Raja Siak Dibanua yang memperanakkan Sorimangaraja, kakek dari Si Raja Batak.
BATAK PAKPAK
Sebagian kecil orang Pakpak enggan disebut sebagai orang Batak karena sebutan MPU Bada tidak berkaitan dengan kata OMPU Bada dalam bahasa Batak. Kata MPU menurut etnis Pakpak setara dengan kata MPU yang berasal dari gelar di Jawa [MPU Sendok, MPU Gandring]. Tetapi bahasa Pakpak sangat mirip dengan bahasa Batak, demikian juga falsafah hidupnya.
BATAK KARO
Sub etnis ini juga bersikukuh tidak mau disebut sebagai kelompok etnis Batak. Menurut Prof Dr. Henry G Tarigan [IKIP Negeri Bandung] sudah ada 84 sebutan nama marga orang Karo. Itu sebabnya, orang Karo tidak sepenuhnya berasal dari etnis Batak, karena adanya pendatang kemudian yang bergabung, misalnya marga Colia, Pelawi, Brahmana dsb. Selama ini di Tanah Karo dikenal adanya MERGA SILIMA [5 Marga].
BATAK NIAS
Suku Nias yang mendiami Kabupaten Nias (Pulau Nias) mengatakan bahwa mereka bukanlah orang Batak karena nenek moyang mereka bukan berasal dari Tanah Batak, bukan dari Pusuk Buhit. Masuk akal karena secara geografis pulau Nias terleta agak terpencil di Samudera Indonesia, sebelah barat Sumatera Utara.Namun demikian, mereka mempunyai marga marga seperti halnya orang Batak.
Keindahan Danau Toba
Ada cerita unik yang pernah diutarakan oleh salah satu teman. Ketika Jepang datang kemari, ada satu orang perwira Jepang yang suka memberi makan ikan liar yang hidup di Danau Toba. Setiap pagi dan sore, ia mengayuh sampannya dari tepian danau, lantas membunyikan genta berkali kali sambil menyebarkan makanan. Ratusan ikan datang melahap makanan itu. Bertahun tahun ia melakukan itu, hingga akhirnya Jepang itu meninggal dikemudian hari. Ikan yang telah terbiasa makan pada jam dan posisi yang sama seperti kehilangan makanan dan kebiasaan rutin mereka. Penduduk yang tahu akan hal ini kemudian mengikuti langkah Jepang tersebut. Mereka beramai ramai membawa jala pada pagi dan petang sembari membunyikan genta. Ratusan ekor ikan ditangkap setiap minggunya. Hingga akhirnya, tidak ada ikan liar satupun yang tersisa. 
Benar tidaknya cerita itu sudah tidak ada yang ingat. Kenyataannya, danau Toba dijaman modern ini bukan sentra penghasil ikan air tawar di sumut. Pemerintah kemudian berusaha merangsang penduduk lokal dengan memberi bantuan benih ikan dalam karamba untuk dipelihara agar menjadi sumber mata pencaharian mereka.


Perahu Toba

Selasa, 01 November 2011

Puncak Bogor





Puncak adalah nama sebuah daerah wisata pegunungan yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Daerah ini sudah sangat terkenal baik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Daerah ini dikenal sebagai tempat peristirahatan penduduk kota Jakarta dan sebagai daerah perkebunan teh yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda yang kini merupakan Perkebunan Teh milik PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas. Keindahan daerah ini memukau Presiden Soekarno, sehingga ia membangun sebuah restoran untuk menikmati keindahan alam Puncak, yang kemudian diberi nama Restoran Riung Gunung. Selain itu, terdapat juga tempat-tempat rekreasi dan agrowisata yang indah, antara lain Perkebunan Teh Gunung Mas dan Gantole (Paralayang). Di daerah Puncak juga terdapat berbagai tempat wisata menarik diantaranya Taman Safari dan Kebun Bunga. Di daerah ini juga terdapat banyak sekali villa-villa dan hotel yang dimiliki oleh warga sekitar untuk tempat beristirahatnya pengunjung.